PayPal Disebut Tutup Rekening Kelompok Aktivis Prodemokrasi di Hong Kong

- Pewarta

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 08:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PayPal telah menutup rekening salah satu kelompok aktivis prodemokrasi yang tersisa di Hong Kong.  (Dok. )

PayPal telah menutup rekening salah satu kelompok aktivis prodemokrasi yang tersisa di Hong Kong. (Dok. )

TERKINIPOST.COM – PayPal telah menutup rekening salah satu kelompok aktivis prodemokrasi yang tersisa di Hong Kong.

Liga Sosial Demokrat mengatakan bahwa PayPal, perusahaan teknologi keuangan multinasional dan pemroses pembayaran online yang berkantor pusat di California dan Nebraska, menulis email yang menyatakan bahwa mereka tidak bisa lagi memberi pelayanan kepada kelompok aktivis itu.

Kelompok itu mengatakan PayPal Hong Kong Limited mengirim email pada 19 September tentang penutupan tersebut. Sejak itu, tidak ada sumbangan baru yang bisa diterima organisasi itu.

Teks email PayPal yang dikirim ke Liga Sosial Demokrat pada September telah dilihat oleh VOA. Isi email menguraikan alasan penutupan dan mengatakan bahwa keputusan itu “final.”

Dibentuk pada 2006, Liga Sosial Demokrat adalah salah satu organisasi aktivis terakhir yang masih berfungsi di Hong Kong.

Selama bertahun-tahun, beberapa anggota intinya telah menjalani hukuman penjara setelah tekanan dari pihak berwenang atas ideologi dan aktivisme kelompok tersebut.

Avery Ng, mantan ketua organisasi itu, mengatakan liga merasa “tidak berdaya” atas keputusan PayPal.

“(Kami tidak menerima) peringatan. Tidak ada tanggapan dari mereka untuk penjelasan lebih lanjut. Hanya tanggapan tentang cara menarik sisa dana dari rekening. PayPal perlu memberi kami dan publik jawaban yang jelas,” kata Ng kepada VOA.

“PayPal adalah salah satu alat utama kami untuk penggalangan dana online. Diskusi mereka yang tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan menghalangi upaya kami untuk menggalang dana untuk kasus-kasus pengadilan kami yang sejauh ini dalam situasi yang sulit.”

Berita Terkait

Ekonomi Asia Pasifik 2024 Tumbuh Sebesar 5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dan India Terbesar
Imbas Kerusuhan yang Terjadi di Negara Bangladesh, Seorang WNI Meninggal Dunia di Kawasan Jashore
Pertemuan KBRI Tokyo: Indonesia dan Jepang Bersatu dalam Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja
BNSP Tempuh Langkah Strategis untuk Tingkatkan Mutu Sertifikasi Profesi
Presiden Tiongkok Xi Jinping akan Kunjungi Rusia, Hua Chunying: Bahas Kerja Sama Internasionl
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen Nyatakan Negaranya Tak akan Bergantung pada Orang Lain
80 Ribu Turis Terjebak di Kota Wisata Sanya Pulau Hainan Akibat Kebijakan Lockdown China
India Harusnya Menjadi Pasien Pertama Resolusi PBB Soal Combat Islamphobia
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 26 September 2024 - 10:22 WIB

Ekonomi Asia Pasifik 2024 Tumbuh Sebesar 5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok dan India Terbesar

Rabu, 7 Agustus 2024 - 08:15 WIB

Imbas Kerusuhan yang Terjadi di Negara Bangladesh, Seorang WNI Meninggal Dunia di Kawasan Jashore

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Pertemuan KBRI Tokyo: Indonesia dan Jepang Bersatu dalam Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja

Jumat, 22 Desember 2023 - 21:53 WIB

BNSP Tempuh Langkah Strategis untuk Tingkatkan Mutu Sertifikasi Profesi

Sabtu, 18 Maret 2023 - 11:47 WIB

Presiden Tiongkok Xi Jinping akan Kunjungi Rusia, Hua Chunying: Bahas Kerja Sama Internasionl

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 08:50 WIB

PayPal Disebut Tutup Rekening Kelompok Aktivis Prodemokrasi di Hong Kong

Kamis, 13 Oktober 2022 - 11:48 WIB

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen Nyatakan Negaranya Tak akan Bergantung pada Orang Lain

Senin, 8 Agustus 2022 - 10:56 WIB

80 Ribu Turis Terjebak di Kota Wisata Sanya Pulau Hainan Akibat Kebijakan Lockdown China

Berita Terbaru