Partai Politik Lebih Baik Mencari Boneka Baru dengan Sistem Konstitusi yang Berlaku

- Pewarta

Minggu, 27 November 2022 - 17:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Jokowi. (Instagram.com/@_indonesia_maju)

Presiden Jokowi. (Instagram.com/@_indonesia_maju)

TERKINIPOST.COM – Relawan himpun massa di stadion GBK. Tujuannya tidak jelas, kecuali mendegradasi kehormatan presiden, seolah-olah menjadi pemimpin organisasi massa (ormas).

Relawan seolah-olah mau mengatakan bahwa survei Litbang Kompas, yang menyatakan hanya 15,1 persen rakyat yang masih mendengar perkataan atau arahan Jokowi, salah.

Relawan sepertinya mau membuktikan ini lewat pengerahan massa. Tetapi, halusinasi tentu saja tidak bisa menghapus realita.

Pertemuan ini terlihat tidak ada makna sama sekali bagi rakyat. Tidak membicarakan hal substantif kepentingan bangsa dan negara, apalagi kepentingan rakyat.

Maka itu, menghancurkan kehormatan Presiden. Malah terkesan relawan hanya cari muka saja, alias …. Maaf, saya belum menemukan kata yang tepat.

Relawan mengundang Jokowi pidato. Di tengah pidato ada yang teriak tiga periode. Cukup berani menyela pidato presiden, seperti diskusi di RT/RW saja.

Apa karena memang sesuai skenario, harus ada yang teriak tiga periode?

Anehnya, Jokowi sepertinya menikmati. Tertawa mendengar teriakan tersebut. Mungkin merasa lucu, atau mungkin juga menikmati. Cuma Jokowi yang paham makna tertawanya.

Seperti juga sebelum-sebelumnya, di mana Jokowi juga terlihat menikmati usulan perpanjangan masa jabatan presiden atau usulan Jokowi tiga periode.

Usulan seperti ini hanya mencoreng kehormatan presiden. Karena bertentangan dengan konstitusi, bertentangan dengan UUD.

Relawan macam apa yang minta presiden melanggar konstitusi, kalau bukan mau menghancurkan kehormatan presiden?

Perpanjangan masa jabatan presiden atau tiga periode harus dilupakan. Jokowi selesai 2024, menjadi histori saja. Tidak perlu dibicarakan lagi.

Karena, perpanjangan masa jabatan presiden atau tiga periode hanya bisa dilakukan dengan cara ‘Kudeta Konstitusi’.

Artinya, harus mengubah konstitusi untuk kepentingan penguasa sekarang.

Sedangkan yang harus melakukan ‘kudeta konstitusi’ adalah MPR. Yang harus melakukan pekerjaan kotor tersebut adalah MPR.

Karena yang bisa mengubah konstitusi hanya MPR, yang mayoritas anggotanya terdiri dari anggota DPR, yang merupakan perwakilan partai politik.

Artinya, tugas kotor mengubah masa jabatan presiden harus dilakukan oleh partai politik.

Mereka menghadapi risiko besar berhadapan dengan perlawanan rakyat, yang secara jelas akan membela konstitusi dan kepentingan bangsa dan negara.

Dari gerombolan pengacau perebut kedaulatan rakyat, yang bisa memicu terjadi revolusi jilid II pasca revolusi jilid I 1998.

Maka itu, dapat dipastikan, tidak ada partai politik yang mau menjadi martir (relawan) Jokowi.

Partai politik saat ini sedang menikmati puncak kekuasaan, jangan sampai kekuasaan ini direnggut hanya untuk membela kepentingan pribadi (relawan) Jokowi.

Partai politik lebih baik mencari mainan (boneka) baru dengan sistem konstitusi yang berlaku saat ini, yang pastinya lebih menguntungkan bagi partai politik. Maka itu, jangan sampai dirusak.

Semoga relawan jangan terlalu banyak berhalusinasi.

Oleh: Anthony BudiawanManaging Director PEPS (Political Economy and Policy Studies). ***

Berita Terkait

Bulan September 2024, Politisi PDI Perjuangan Pramono Anung Pastikan Mundur dari Menteri Sekretaris Kabinet
Isu Keretakan Hubungan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Begini Tanggapan Istana
Berpisah dengan PBNU, Muhaimin Iskandar Nyatakan ke Depan PKB akan Jadi Partai yang Independen dan Mandiri
Airlangga Hartarto Lengser, Bahlil Lahadalia Segera Menjadi Ketua Umum Partai Golkar Periode 2024 – 2029
Terkait Kabar akan Jadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Faisol Riza Tanggapi Akun Media Sosial
Belum Umumkan Cagub Jakarta dan Banten dalam Pilkada Serentak 2024, Ini Alasan PDI Perjuangan
Hasto Kristiyanto Telah Lapor Megawati Terkait Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar
Tak Buru-buru Umumkan Dukungannya di Pilkada Jakarta 2024, AHY Ungkap Alasan Partai Demokrat
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 13:05 WIB

Bulan September 2024, Politisi PDI Perjuangan Pramono Anung Pastikan Mundur dari Menteri Sekretaris Kabinet

Senin, 26 Agustus 2024 - 15:18 WIB

Isu Keretakan Hubungan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Begini Tanggapan Istana

Senin, 26 Agustus 2024 - 09:27 WIB

Berpisah dengan PBNU, Muhaimin Iskandar Nyatakan ke Depan PKB akan Jadi Partai yang Independen dan Mandiri

Rabu, 21 Agustus 2024 - 11:06 WIB

Airlangga Hartarto Lengser, Bahlil Lahadalia Segera Menjadi Ketua Umum Partai Golkar Periode 2024 – 2029

Rabu, 21 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Terkait Kabar akan Jadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Faisol Riza Tanggapi Akun Media Sosial

Kamis, 15 Agustus 2024 - 10:18 WIB

Belum Umumkan Cagub Jakarta dan Banten dalam Pilkada Serentak 2024, Ini Alasan PDI Perjuangan

Senin, 12 Agustus 2024 - 08:35 WIB

Hasto Kristiyanto Telah Lapor Megawati Terkait Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum Partai Golkar

Jumat, 9 Agustus 2024 - 18:40 WIB

Tak Buru-buru Umumkan Dukungannya di Pilkada Jakarta 2024, AHY Ungkap Alasan Partai Demokrat

Berita Terbaru